Kamis, 31 Januari 2013

Tugas Genetika Akhir



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Genetika berasal dari kata genetikos yang artinya “Genitive”. Genetika adalah bagian dari Biologi  yang mempelajari masalah gen, keturunan, dan variasi makhluk hidup. Juga mengenai bagaimana proses seseorang melanjutnkan gen-gen miliknya kepada anak-anaknya. Struktur molekul dan fungsi dari gen.   Misalnya saja tinggi, warna rambut, warna kulit dan warna mata.
Manusia mulai menggunakannya pada masa prasejarah, dengan penjinakan dan pengembangbiakan hewan dan tanaman  Pada masa modern ini genetika menyediakan alat yang penting dalam menyelidiki fungsi dari gen tertentu. Dalam organisme, informasi genetk pada umumnya dibawa dalam kromosom, yang mana ada di dalam struktur kimia molekul DNA tertentu.
Gen mengandung informasi yang pentung dalam mensintesis protein, yang mana memiliki peran penting dalam mempengaruhi, walau  dalam beberapa contoh, tidak sepenuhnya menentukan, phenotip akhir dari organisme. Karena Gen adalah Universal untuk semua organisme, genetik bisa diaplikasikan untuk semua sistem kehidupan. Dari virus hingga bakteri, melalui tanaman dan hewan jinak ke manusia. Walaupun sudah diketahui sejak jaman prasejarah, ilmu genetika modern yang memahami proses penurunan sifat dimulai dari George Mendel di abad 19. Makalah ini dibuat sebagai bahan tugas genetika yang membahas tentang ilmu genetika mencangkup masalah pemetaan kromosom, sifat-sfat yang memepengaruhi seks dan sifat terbatas pada salah satu  seks dan pautan dan pindah silang kromosom.
B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makala ini adalah
1.      Apa yang dimaksud dengan pemetaan kromosom.
2.      Apa saja sifat-sfat yang mempengaruhi seks dan sifat terbatas pada salah satu  seks.
3.      Apa yang dimaksud dengan pautan dan pindah silang kromosom.

C.    Tujuan
            Adapun tujuan dibuatnya makala ini adalah :
1.      Untuk mengetahui mengenai pemetaan kromosom
2.      Untuk mengatahui sifat-sifat yang yang mempengaruhi seks dan sfat terbatas pada salah satu seks.
3.      Untuk mengetahui mengenai pautan daan pindah silang kromosom.



 

BAB II
PEMBAHASAN

            Dalam nukleus kebanyakan mahluk hidup terdapat benda-benda halus berbentuk lurus seperti batang atau bentuk yang terdiri dari zat yag mudah mengikat zat warna. Benda ini dinamakan kromosom dan zat yang menyusunnya disebut kromotin.
            Dalam ilmu genetika kromosom berperan penting. Karena dalam kromosom terdapat informasi genetik. Pemetaan atau peta kromosom adalah gambar skema suatu kromosom yang dinyatakan dalam sebuah garis lurus dimana diperlihatkan lokus setiap gen yang terletak dalam koromosm itu.
A.    Pemetaan Kromosom
Tahap awal dalam penyusunan peta genetik ialah menentukan apakah lokus-lokus yang dipelajari terletak pada kromosom yang sama atau terpisah pada kromosom yang berbeda.  Pengelompokan  dilakukan dengan melihat apakah lokus-lokus tersebut berpautan atau bebas dengan melakukan uji chi kuadrat.  Lokus-lokus yang berpautan dimasukkan ke dalam satu kelompok pautan (linkage group) dan terletak dalam satu kromosom.  Sedangkan lokus-lokus yang saling bebas dimasukkan ke dalam kelompok pautan yang berbeda dan dianggap terletak pada kromosom yang berbeda atau pada kromosom yang sama tapi letaknya berjauhan.  Pengujian keterpautan dapat dilakukan dengan menggunakan populasi F2 atau populasi hasil tes cros (silang uji).
 Sebagai contoh akan dilakukan pemetaan genetik terhadap lima buah gen atau lokus yaitu lokus A, B, C, D dan E.  langkah pertama adalah membuat persilangan antara tetua ABCDE/ABCDE dengan tetua abcde/abcde menghasilkan F1 ABCDE/abcde.  Kemudian dilakukan silang uji dengan menyilangkan F1 dengan tetua resesif aabbccddee sehingga diperoleh populasi turunan hasil uji silang.  Kemudian dilakukan uji chi kuadrat untuk masing-masing pasangan lokus (misalnya A dengan B, A dengan C dan seterusnya) untuk menguji apakah kedua lokus terpaut atau saling bebas dengan melihat proporsi jumlah individu masing-masing fenotipe pada keturunan hasil silang uji.  Apabila nilai chi kuadrat hasil perhitungan  lebih besar dari chi kuadrat teori (tabel) maka hasil pengamatan tidak sesuai dengan hipotesis segregasi bebas antar lokus sehingga kedua lokus diangap terpaut.  Sebagai contoh akan dilakukan pengujian keterpautan antar lokus A dan B.  Dari hasil pengamatan terhadap fenotipe populasi hasil uji silang diperoleh data seperti pada Tabel 2.
Tabel 2.  Hasil Uji Kebebasan lokus A dan B
Fenotipe
Hipotesis
Pengamatan
Harapan
Chi kuadrat
AB
0.25
300
200
50.00
Ab
0.25
95
200
55.13
aB
0.25
108
200
42.32
ab
0.25
297
200
47.05
Total

800
800
194.50

B.     Sifat-sfat yang memepengaruhi seks dan sifat terbatas pada salah satu  seks.
Penentuan seks pada makhluk hidup ditentukan oleh kromosom seksnya. Terdapat beberapa macam cara yang digunakan untuk menentukan jenis kelamin makhluk hidup berdasarkan kromosom seksnya. Contohnya, pada belalang menggunakan sistem X-0 (22 + X Jantan; 22 + XX Betina), pada ayam sistem Z-W (76 + ZZ Jantan; 76 + ZW Betina), dan pada lebah sistem haplo-diploid (haploid Jantan, diploid Betina). Sedangkan pada manusia, sistem yang digunakan adalah X-Y. Betina normal akan dihasilkan jika kromosom seksnya XX dan jantan normal jika kromosom seksnya XY. Tanda-tanda jenis kelamin manusia secara anatomi baru akan mulai terlihat pada umur embrio sekitar dua bulan, karena sebelum waktu itu, bentuk gonadnya cenderung sama dan masih bisa berubah menjadi ovarium atau testis, terkandung pada kondisi hormon di tubuh embrio tersebut elain untuk menentukan jenis kelamin, kromosom seks pada manusia juga memiliki banyak gen, khususnya pada kromosom X. Cara pewarisan sifatnya sama dengan pewarisan yang lain. Namun perlu dicatat, bahwa alel terpaut seks dari seorang ayah akan diwariskan kepada seluruh anak perempuannya, tetapi anak laki-lakinya tidak akan memperoleh satupun dari alel tersebut. Berbeda sekali dengan seorang ibu yang bisa mewariskan alel terpaut seksnya kepada anak laki-laki dan perempuannya. Umumnya, penurunan sifat terpaut seks pada manusia ditentukan oleh kromosom X, walaupun pada beberapa kasus terdapat juga pada kromosom Y.
Penentuan seks pada makhluk hidup ditentukan oleh kromosom seksnya. Terdapat beberapa macam cara yang digunakan untuk menentukan jenis kelamin makhluk hidup berdasarkan kromosom seksnya. Misalnya pada manusia sistem yang digunakan yaitu X-Y. Akan dihasilkan betina normal jika kromosom seksnya XX  dan dihasilkan jantan normal jika kromosom seksnya XY. Umumnya, penentuan sifat terpaut seks pada manusia ditentukan oleh kromosom X, walaupun pada beberapa kasus terdapat juga pada kromosom Y.
Selain gen-gen yang terdapat pada kromosom kelamin dikenal pula gen-gen yang dipengaruhi oleh jenis kelamin. Sifat akan tampak dikedua jenis kelamin, tetapi salah satu jenis kelamin menampakkan ekspresi yang lebih besar dibandingkan dengan jenis kelamin lainnya. keadaan yang demikian disebut dengan  sex influence genes atau biasa disebut dengan gen yang dipengaruhi jenis kelamin.
Semua jenis keturunan atau kejadian yang diterangkan di muka ditentukan oleh gen yang terdapat pada autosom. Selain gen-gen dikenal pula gen-gen yang demikian ini disebut gen-gen terangkai kelamin. Peristiwa dinamakan rangkai kelamin atau dalam inggrisnya disebut Sex Lingkange. Biasanya gen dominan memperlihatkan pengaruhnya pada individu laki-laki atau jantan maupun perempuan atau betina. Baru dalam keadaan homozigot resesif pengaruh dominan itu tidak akan menampakkan diri dalam fenotif. Apabila kita meletakkan tangan kanan atau kanan kiri pada suatu alas yang terdapat suatu garis mendatar sedemikian rupa sehingga ujung jari manis menyentuh garis tersebut, maka kita dapat ketahui apakah jari telunjuk kita akan lebih panjang atau apakah lebih pendek dari jari manis. Pada kebanyakan orang jari telunjuk tidak akan mencapai garis tersebut yang mengidentifikasi bahwa suatu individu-individu mungkin mempunyai kandungan gen absolute yang sama ketidakaktifan kromosom menciptakan sub populasi dengan membedakan kandungan gen aktif.
           
Gen-gen yang dominansinya bergantung dari jenis kelamin individu. Beberapa contoh:
1.      Kepala Botak
Kepala botak ini bukan akibat dari penyakit atau kekurangan gizi dalam makanan, akan tetapi benar-benar keturunan. Walaupun lazimnya kepala botak terdapat pada laki-laki, namun sesekali dapat dilihat adanya perempuan dengan kepala botak.
Biasanya kepala botak baru akan nampak setelah orang itu berusia sekitar 30 tahun. Di waktu kanak-kanak atau remaja, ia masih berambut normal. Mula-mula di kira kepala botak itu disebabkan oleh gen yang terdapat pada kromosom kelamin, seperti halnya dengan buta warna. Akan tetapi, kenyataan menunjukkan bahwa seorang ayah yang mempunyai kepala botak dapat mempunyai anak laki-laki yang botak pula. Keyataan ini membuktikan bahwa dugaan tersebut diatas tidak dapat dibenarkan, karena andaikata gen untuk kepala botak itu terdapat pada kromosom X, maka tidak mungkin ayah dan anaknya laki-laki mempunyai sifat yang sama. Andaikan gen itu di duga terdapat pada kromosom Y, maka dugaan itu pun tidak dapat dibenarkan, mengingat bahwa ada anak perempuan yang mempunyai kepala botak.
2.      Panjang jari telunjuk
Apabila kita meletakkan tangan kanan atau kiri kita pada suatu alas dimana terdapat sebuah garis mendatar demikian rupa sehingga ujung jari manis menyentuh garis tersebut, maka dapat kita ketahui, apakah jari telunjuk kita lebih lebih panjang ataukah lebih pendek dari pada jari manis. Pada kebanyakan orang, ujung jari telunjuk tidak akan mencapai garis itu, berarti bahwa jari telunjuk lebih pendek dari jari manis.
     Sejumlah gen autosomal mungkin hanya bias terekspresi pada salah satu jenis kelamin, baik akibat perbedaan lingkungan hormonal internal maupun akibat ketidaksamaan anatomis. Sebagai contoh, kita tahu sebagai sapi jantan memiliki banyak gen untuk menghasilkan susu yang bias ditransmisikan nya pada anak-anak betinanya, tapi sapi jantan itu sendiri dan anak-anak jantannya tidak mampu mengekspresikan sifat tersebut. Produksi susu karenanya terbatas bagi ekspresi bervariasi pada jenis kelamin betina saja. Jika penetrasi sebuah gen pada salah satu jenis kelamin adalah 0, sifat tersebut dapat disebur terbatas seks.
Pada laki-laki dikenal tanda-tanda kelamin sekunder, seperti kumis, janggut, dan suara besar. Walaupun banyak juga laki-laki yang tidak berkumis , tak berjanggut, dan mempunyai suara kecil. Pada perempuan, tan da itu berupa tumbuhnya payudara. Tanda kelamin sekunder itu dipengaruhi oleh hormon kelamin. Kegiatan hormon ini dipengaruhi oleh gen-gen yang ekspresinya terbatas pada salah satu jenis kelamin saja, walaupun gen-gen itu terdapat pada dua jenis kelamin.
Misalnya gen yang mengatur ukuran dan bentuk penis terdapat pada kedua jenis kelamin, tetapi ekspresinya hanya pada laki-laki saja. Demikian pula dengan gen yang mengatur pertumbuhan payudara hanya menunjukkan pengaruhnya pada perempuan saja. 
                        Contoh sifat-sifat terbatas pada salah satu seks
Ayam memiliki sebuah gen resesif pada produksi bulu ayam jantan pada penetran hanya pada kondisi jantan.

Fenotipe
Genotip
Jantan
Betina
HH
Berbulu ayam betina
Berbulu ayam betina
Hh
Berbulu ayam betina
Berbulu ayam betina
hh
Berbulu ayam jantan
Berbulu ayam betina

Terdapat dua cara pemetaan kromosom yaitu pertama secara fisik melalui observasi mikroskopik atau peta sitologi, dan yang kedua melalui studi rekombinasi gen atau pindah silang yang  disebut peta genetik. Peta sitologi merupakan peta fisik yang nyata. Jarak yang terdapat pada peta fisik merupakan jarak yang nyata, gen-gen akan ditampilkan melalui pita-pita kromatin. Peta genetik merupakan peta relatif yang didasarkan pada frekuensi rekombinasi yang tercatat. Nilai yang dihasilkan dari suatu perhitungan dapat dikoreksi oleh perhitungan lain seandainya diperoleh data tambahan. Selain kedua cara di atas, bersamaan dengan berkembangnya teknik molekular muncul peta-peta molekular tingkat DNA berdasarkan marka molekuler.
C.     PAUTAN
Pautan terjadi  apabila lokus atau alel tertentu dari dua atau lebih gen diwariskan secara bersama-sama.  Hal ini terjadi karena gen-gen tersebut terletak pada kromosom yang sama.  Gen atau lokus yang terletak pada kromosom yang sama secara fisik saling berhubungan dan cenderung untuk bersegregasi bersama-sama pada saat meiosis.  Sementara gen-gen yang terletak pada kromosom yang berbeda akan berpisah secara bebas mengikuti hukum Perpaduan Bebas Mendel. Hukum Perpaduan Bebas Mendel terjadi karena semua pasangan kromosom homolog saat meiosis akan berpisah secara bebas ke dua kutub yang berbeda. Jadi bila gen-gen terletak pada kromosom yang berbeda maka gen-gen tersebut akan mengikuti kebebasan hukuM tersebut. Lalu bagaimana dengan gen-gen yang terletak pada satu kromosom yang sama
Pada periode 1905-1908 William Bateson dan Reginald Punnett untuk pertama kalinya melaporkan tentang adanya penyimpangan terhadap Hukum Perpaduan Bebas Mendel. Mereka telah menyilangkan kapri berbunga ungu dan berpolen panjang (PPLL) dengan tanaman berbunga merah berpolen bundar (ppll). Pada F1 dihasilkan tanaman berbunga ungu berpolen panjang (PpLl). Berdasarkan genetika Mendel pada F2 diharapkan diperoleh  PL, Pl, pL dan pl  dengan perbandingan  9:3:3:1.  Namun sangat mengejutkan hasil yang diperoleh ternyata tidak seperti yang diharapkan. Hasil pengujian terhadap F2 menunjukkan bahwa segregasi kedua lokus tersebut tidak mengikuti perbandingan 9:3:3:1 atau tidak mengikuti Hukum Perpaduan Bebas Mendel. Berdasarkan penampilan F1 dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan dominan resesif untuk alel-alel pada kedua lokus tersebut. Alel-alel pada kedua lokus tersebut ialah :  warna bunga (P = ungu; p = merah) dan bentuk polen (L = panjang; l = bundar). Jadi genotipe tetua persilangan ialah PPLL x ppll, dan F1 ialah PpLl. Pengujian statistika chi-kuadrat  menunjukan hasil P(X2(3)>222.988) < 1% atau X2 hitung > X2(3)1%, yang berarti segregasi F2 tidak mengikuti Hukum Perpaduan Bebas, atau lokus warna bunga dengan lokus bentuk polen berpautan satu sama lain.
Hasil percobaan mereka menunjukkan adanya pautan dalam posisi coupling antara alel P dan L dan alel p dengan l. Karena adanya pautan,  alel-alel dari tetua yang sama akan cenderung bermigrasi ke kutub yang sama.  Namun walaupun lokus-lokus tersebut terletak pada kromosom yang sama ternyata tidak selalu alel-alel dari tetua yang sama akan masuk ke gamet yang sama. Pada tanaman F2 percobaan Bateson dan Punnet, terdapat tanaman dengan sifat yang merupakan rekombinasi sifat tetuanya, yaitu : bunga ungu berpolen bundar, dan bunga merah berpolen panjang. Namun demikian frekwensi kejadian  P diwariskan bersama  L dan   p bersama  l lebih besar dari pada rekombinan  Pl dan pL. Untuk terjadinya rekombinasi sifat maka pada tingkat kromosom harus ada pertukaran segmen pembawa alel antar pasangan kromosom homolog, yang  disebut pindah silang.  
Pindah silang adalah pertukaran segmen antara dua kromosom homolog. Peristiwa ini berlangsung pada saat kromosom homolog berpasangan dalam profase I meiosis, yaitu pada saat pakiten. Pakiten merupakan saat seluruh bagian kromosom berpasangan pada jarak yang paling dekat. Pada saat itu serat DNA homolog dari kromatid-kromatid yang berbeda dapat bersentuhan dan bertukar ruas. Titik kontak kromatid-kromatid tersebut dinamakan kiasma. Pada titik kontak antara dua kromatid  dapat terjadi reaksi enzimatik yang menyebabkan terjadinya pemotongan kromatid-kromatid tersebut dan kemudian potongan-potongan itu disambungkan kembali. Pada saat penyambungan tersebut terjadi pertukaran potongan kromatid secara resiprokal di antara pasangan kromosom homolog sehingga dihasilkan kromosom rekombinan yang berbeda dengan tetuanya.  Melalui proses pindah silang ini suatu organisma akan menghasilkan keturunan dengan  sifat baru yang merupakan kombinasi sifat kedua tetuanya.
Percobaan Bateson dan Punnet, lebih lanjut dijelaskan setelah Thomas Hunt Morgan menemukan penyimpangan hokum mendel kedua ketika sedang mempelajari dua pasang gen autosomal pada droshophilla.  Salah satu pasang gen mempengaruhi warna mata (ungu, pr dan merah, pr+) sedang pasang gen lainnya mempengaruhi panjang sayap (pendek, vg dan normal vg+ )

Hubungan Pindah Silang dan Rekombinasi Sifat
Bukti adanya hubungan antara pindah silang dengan rekombinasi sifat-sifat genetik dilaporkan pada tahun 1931 oleh Herriette B. Creighton dan Barbara McClintock yang meneliti kromosom jagung. Melalui pengamatan sitologi yang dikombinasikan dengan pengamatan morfologi dapat dilihat hubungan antara perubahan bentuk kromosom dengan perubahan morfologi tanaman. Dalam percobaan ini digunakan jagung yang pada kromosom-9-nya mempunyai knob heterokromatin pada satu ujung, dan mempunyai segmen hasil translokasi dari kromosom-8 pada ujung lainnya.  Translokasi ialah pertukatan ruas antara kromosom yang bukan pasangan homolog. Pada percobaan sebelumnya McClintock (1930) berhasil menemukan adanya translokasi antara kromosom ke 9 dengan kromosom ke 8. Sebagai penanda morfologi digunakan warna aleoron dan kandungan pati endosperma. Penanda genetik yang digunakan ialah alel C (memberi warna pada aleoron), c (tidak mewarnai aleoron); Wx (endosperma tanpa pati); dan wx (aleoron berpati).
Dalam percobaan dilakukan persilangan. Tetua pertama membawa dua jenis kromosom, yaitu yang pertama bermorfologi kromosom 8 normal, sedangkan yang kedua membawa bagian kromosom 9 tertranslokasi dan berknob.  Tetua yang kedua  mengandung kromosom 8 normal. Alel C hanya terdapat pada kromosom dengan knob, sedangkan pada bagian dekat potongan translokasi terdapat alel wx. Pengamatan polen dilakukan untuk melihat genotipe lokus (Wx;wx). Dari 243 tanaman turunan hasil persilangan yang diamati, terlihat berbagai bentuk kromosom dan di antaranya terlihat adanya kromosom hasil pindah silang. Ditemukan bahwa semua tanaman yang aleoronnya berwarna (mengandung C) kromosomnya selalu mempunyai knob, dan hampir seluruh tanaman yang membawa bagian translokasi selalu mengandung alel wx.  Dari sini terlihat  bahwa rekombinasi sifat merupakan hasil pertukaran segmen kromosom atau pindah silang.
 

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Adapun kesimpulan untuk makala ini adalah
1.      Pemetaan atau peta kromosom adalah gambar skema suatu kromosom yang dinyatakan dalam sebuah garis lurus dimana diperlihatkan lokus setiap gen yang terletak dalam koromosm itu.
2.       Salah contoh Sifat-sifat yang mempengaruhi seks pada manusia adalah salah satunya pada kepala botak, dan jari telunjuk. Dan ada beberapa sifat yang terbatas pada kromosom seks salah satunya adalah  gen resesif pada pembentukan bulu ayam jantang.
3.      Proses pautan gen dapat terjadi bila apa bila suatu gen atau 2 lokus gen diwariskan secara bersamaan. Sedangkan pindah  silang terjadi pada  pertukaran 2 segmen kromosom homolog.